Wednesday, December 23, 2009

Mengapa anda harus mengucapkan Merry Christmas?

Kiriman email daripada seorang sahabat;




Muslimin dan Muslimat,


Sejak akhir-akhir ini setiap kali diambang kedatangan tahun baru, ramai di antara kita yang menerima Happy New Year greetings and wishes daripada rakan-rakan, office-mates dan business-clients. Saya observed, banyak ucapan akhir tahun tersebut, particularly sent by the non-Muslim, diselitkan sekali ucapan yang lazimnya berbunyi “Wishing you Merry Christmas and a Happy New Year”. Tak percaya, check tengok balik seasons greeting cards atau emails yang anda terima, I bet I’m right sebab almost all seasons greeting cards yang saya terima especially dari business-clients berbunyi sedemikian, tak kurang juga melalui email yang diterima, termasuk out-of-office auto reply (maklumlah akhir tahun ni ramai yang bercuti pergi vacation).


Maksud Christmas dalam Wikipedia:

"Christmas[2] or Christmas Day[3][4] is an annual Christian holiday commemorating the birth of Jesus Christ.[5][6] It is celebrated on December 25, but this date is not known to be Jesus' actual birthday, and may have initially been chosen to correspond with either the day exactly nine months after some early Christians believed Jesus had been conceived,[7] a historical Roman festival,[8] or the date of the northern hemisphere's winter solstice.[9] Christmas is central to the Christmas and holiday season, and in Christianity marks the beginning of the larger season of Christmastide, which lasts twelve days.[10]

Although traditionally a Christian holiday, Christmas is also widely celebrated by many non-Christians,[1][11] and some of its popular celebratory customs have pre-Christian or secular themes and origins. Popular modern customs of the holiday include gift-giving, music, an exchange of greeting cards, church celebrations, a special meal, and the display of various decorations; including Christmas trees, lights, garlands, mistletoe, nativity scenes, and holly. In addition, Father Christmas (known as Santa Claus in some areas, including North America, Australia and Ireland) is a popular mythological figure in many countries, associated with the bringing of gifts for children.[12]

Because gift-giving and many other aspects of the Christmas festival involve heightened economic activity among both Christians and non-Christians, the holiday has become a significant event and a key sales period for retailers and businesses. The economic impact of Christmas is a factor that has grown steadily over the past few centuries in many regions of the world"
http://en.wikipedia.org/wiki/Christmas

So what big deal about it? Pada saya, yes, serious matter about it, if you care! Kita yang almost majority orang Melayu di Malaysia ni ialah orang Islam / Muslim tak sepatutnya diucapkan dengan ucapan Merry Christmas sebab kita bukan menganut Christianity dan kita Muslim tak sambut Christmas day. Masalahnya kenapa our non-Muslim friends and clients selamba bedal ucapan sedemikian? Jawapannya ialah, saya bold dan straight to the point, depa tak peka, not sensitive dan “have no regards” kepada rakan Muslim mereka. Atau they simply couldn’t care less, send out cards or email, all settled and done, I’ve sent out my greetings to all my friends for this year. Atau kalau saya celupar they are blind or stupid, bunyi macam menghina pulak, tak kenal ke kita ni celebrate Christmas ke tidak.


Depa kalau nak buat ucapan kepada kita rakan Muslim depa, ucap sajalah “Wishing you Happy New Year” …..period. Buat apa tambah Merry Christmas tu, membazir ayat dan buang tenaga aje. Depa tak tau ke yang kita ni Muslim dan kita sambut Aidil Fitri bukannya Christmas. Don’t tell me tak tahutengok lah nama, pernah jumpa atau cakap di telefon, dinner or lunch sama, etc. Selamba aje, takkan depa tak sensitive! Kena lah sensitive, kalau you’re a true friend. Show your respect, be sensitive, address and greet us correctly and the right way, betol tak! Don’t address us the wrong way, jangan main hentam saja. Kasi contoh mai, you address Datuk Seri Samy Vellu “Datuk Seri, Wishing you Selamat Hari Raya Aidil Fitri” atau “Wishing you Happy Chinese New Year” atau you ucap pada Dato’ Seri Ong Tee Kiat “Wishing you Happy Deepavali”…nampak pelik tak, sebab you kenal siapa mereka dan apa pegangan agama serta bangsa mereka, right! Agaknya Datuk Seri Samy dan Dato’ Seri Ong will either lashing you back or renung you semacam atau kata “Are you out of your mind”


Lainlah kalau ucapan bukan keagamaan, that is OK. Macam Selamat Pagi (Good Morning), Selamat Belayar (Bon Voyage), Selamat Tinggal / Berpisah (Farewell), Selamat Menjamu Selera (Bon Apetite), Semoga Cepat Sembuh (Get Well Soon), Selamat Berjaya / Maju Jaya (Good Luck), etc are all OK, but not ucapan yang memang berteraskan aqidah / keagamaan like Happy Deepavali, Merry Christmas, etc..


Sesetengah tu, kita sendiri orang Melayu Muslim pulak yang hantar seasons greeting cards atau out-of-office auto reply email yang berbunyi “Wishing you Merry Christmas and a Happy New Year”. Ni kes lagi terok! Abang Kakak oii, janganlah kasi excuse takde greeting cards yang sesuai atau IT technicians di office dah set email auto reply sedemikian, pleaselah. Kononnya foreign-owned company in Malaysia, tapi I bet your email respondents still majority or largely are Muslim. Bayangkan your Muslim friends sent to you emails, then your auto reply kata “Wishing you Merry Christmas….” I cannot accept this! En. Abdullah greeted En. Muhammad Merry Christmass – this is ridiculous, un-acceptable. You re-set lah sesuaikan, bukan susah sangat. Its all in your hands what. Kalau you sendiri buat, orang lain lagi lah, seolah kita mengizinkan dan give way. But to me you fooled yourself, you don’t have principle. So you please don’t do this mistake.


Kita di Malaysia ni sikit-sikit dah kena semacam gelombang dakyah atau kefahaman budaya asing yang cuba menyerap menyelinap masuk secara langsung atau tidak langsung dalam pegangan dan amalan dan fikiran kita orang Muslim. Sikit-sikit, esok-esok kita anggap tak ape dan takde apa salah atau cacatnya. This is like cultural invasion, dulu tak dibuat orang sekarang jadi lumrah dan kita tak-ape dengannya. In fact, to me this kind of thing is a cultural insult. Kalau you fikirkan dalam-dalam sebab melibatkan pegangan aqidah kita. Bab aqidah tolong jangan main-main! Walau pun nampak simple, tapi tidak, so jangan pandang ringan. Nanti anak cucu kita esok pun terima pakai dan jadi amalan dan perkara biasa. Contohlah, pemakaian tudung bagi wanita Muslim. Pakai tudung adalah tuntutan syarak tapi entah mana silapnya hari ni dah jadi serabut sesetengah amalan pemakaian tudung wanita Muslim kita di Malaysia ni [Dulu-dulu tahun 80an elok je pakai tudung laboh dan baju kurung longgar laboh. Tapi sikit-sikit ianya transformed...(tak payah celoteh sini nanti panjang sangat)...at last now ada orang pakai tudong singkat nipis (kadang nampak tengkok) dan pakai kemeja-T lengan pendek ketat singkat dedah dada nampak lurah dan sendat buah dada serta tersingkap belly button, serta pakai jeans ketat nampak elok shape punggong boleh kenal anak dara lagi ke atau dah jadi isteri orang, hah tu dia!].


Even in America nowadays people are even more sensitive and play safe by saying "Happy Holidays", knowing the great cultural diversity and believes of the people. Oghang Amarika yang kapiak (loghat Kedah) tu pun lagi berjaga-jaga walau pun depa majority Christian di negara sendiri. Few days ago saya juga ada terima satu greeting cards daripada one African country, it just says “Seasons Greetings” – lagi canggih: simple, mudah, selamat. You compare tengok mentality depa, ada peka dan considerate pada orang lain!


Next time kalau you dapat ucapan yang sedemikian, you tell them back, fight back in a sincere and polite manner, you jangan diam saja. Show them you care and you’re sensitive. Diam makna you tak kesah dan tak peduli, they will keep doing it again next year and years to come. You can reply back such like this “Dear Kevin Lim, thank you for your greeting card. However as you know, I don’t celebrate Christmas, but anyway thank you for your thoughts and remembrance. Also wishing you a Happy and Prosperous New Year 2010”. Simple, but put across your message so that they know how you should be greeted correctly / accordingly.



##################################################################




Oleh: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin


Pertanyaan:


Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah ditanya:

Bagaimana hukum mengucapkan Merry Christmas (Selamat Natal) kepada orang-orang Kafir? Bagaimana pula memberikan jawaban kepada mereka bila mereka mengucapkannya kepada kita? Apakah boleh pergi ke tempat-tempat pesta atau majlis yang mengadakan acara seperti ini? Apakah seseorang berdosa, bila melakukan sesuatu dari yang disebutkan tadi tanpa sengaja (maksud yang sebenarnya) namun dia melakukannya hanya untuk menghormati kawan, malu, perasaan atau sebab-sebab lainnya? Apakah boleh menyerupai mereka di dalam hal itu?


Jawapan:


Mengucapkan Merry Christmas (Selamat Natal) atau perayaan keagamaan mereka lainnya kepada orang-orang kafir adalah haram hukumnya menurut kesepakatan para ulama (ijma).


Hal ini sebagaimana dinukil dari Ibn al-Qayyim rahimahullah di dalam kitabnya Ahkam Ahl adz-Dzimmah, beliau berkata, Adapun mengucapkan selamat berkenaan dengan syiar-syiar kekufuran yang khusus bagi mereka adalah haram menurut kesepakatan para ulama, seperti mengucapkan selamat terhadap Hari-Hari besar mereka dan puasa mereka, walau sekadar mengucapkan, Semoga Hari raya anda diberkati atau anda yang diberikan ucapan selamat berkenaan dengan perayaan hari besarnya itu dan semisalnya.


Perbuatan ini, kalaupun orang yang mengucapkannya dapat lari dari kekufuran, maka dia tidak akan lari dari melakukan hal-hal yang diharamkan. Ucapan semacam ini setara dengan ucapannya terhadap perbuatan sujud terhadap Salib bahkan lebih besar dari itu dosanya di sisi Allah. Dan amat dimurka lagi bila memberikan selamat atas minum-minum khamar, membunuh jiwa, melakukan perzinaan dan sebagainya. Banyak sekali orang yang tidak sedikitpun tersisa kadar keimanannya, yang terjatuh ke dalam hal itu sementara dia tidak sedar betapa buruk perbuatannya tersebut. Jadi, barangsiapa yang mengucapkan selamat kepada seorang hamba karena melakukan suatu maksiat, bid’ah atau kekufuran, maka bererti dia telah menghadapi Kemurkaan Allah dan Kemarahan-Nya.


Mengenai kenapa Ibn al-Qayyim sampai menyatakan bahawa mengucapkan selamat kepada orang-orang Kafir berkenaan dengan perayaan hari-hari besar keagamaan mereka haram dan posisinya demikian, kerana hal itu mengandungi persetujuan terhadap syiar-syiar kekufuran yang mereka lakukan dan meridhai hal itu dilakukan mereka sekalipun dirinya sendiri tidak rela terhadap kekufuran itu, akan tetapi adalah HARAM bagi seorang Muslim meridhai syiar-syiar kekufuran atau mengucapkan selamat kepada orang lain berkenaan dengannya karena Allah Taala tidak meridhai hal itu, sebagaimana dalam firman-Nya.

Ertinya: “Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu.:� [Az-Zumar:7]

Ertinya : “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku- cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu.� [Al-Ma`idah :3]

Jadi, mengucapkan selamat kepada mereka berkenaan dengan hal itu adalah haram, baik mereka itu rakan-rakan sepejabat dengan kita seorang (Muslim) ataupun tidak.

Bila mereka mengucapkan selamat berkenaan dengan hari-hari besar mereka kepada kita, maka kita tidak boleh menjawabnya karena hari-hari besar itu bukanlah hari-hari besar kita. Juga keranana ia adalah hari besar yang tidak diridhai Allah Taala; baik disebabkan perbuatan mengada-ada ataupun disyariatkan di dalam agama mereka akan tetapi hal itu semua telah dihapus oleh Din-ul-Islam yang dengannya Nabi Muhammad Shallallhu ‘alaihi Wa Sallam diutus Allah kepada seluruh makhluk. Allah Taala berfirman.

Artinya : “Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi�. [Ali Imran:85]

Kerana itu, hukum bagi seorang Muslim yang memenuhi undangan mereka berkenaan dengan hal itu adalah HARAM kerana lebih besar dosanya berbanding mengucapkan selamat kepada mereka berkenaan dengannya. Memenuhi undangan tersebut mengandung makna ‘ikut serta’ bersama mereka di dalamnya.


Demikian pula, haram hukumnya bagi kaum Muslimin menyerupai orang-orang Kafir, seperti mengadakan majlis atau pesta-pesta berkenaan dengan hari besar mereka tersebut, saling memberi hadiah, membagi-bagikan manisan, hidangan makanan dan semisalnya. Hal ini berdasarkan sabda Nabi Shallallhu ‘alaihi Wa Sallam,

Ertinya : “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk sebahagian dari Mereka�. [Hadits Riwayat Abu Daud]

Syaikhul Islam, Ibn Taimiyah berkata di dalam kitabnya Iqtidl` ash-Shirth al-Mustaqm, Mukhlafah Ashhb al-Jahm:

Menyerupai mereka di dalam sebagian hari-hari besar mereka akan menyebabkan timbulnya rasa senang di hati mereka atas kebatilan yang mereka lakukan, dan barangkali hal itu membuat mereka mencari-cari kesempatan (dalam kesempitan) dan menghinakan kaum lemah (iman). Dan barangsiapa yang melakukan sesuatu dari hal itu, maka dia telah berdosa, baik melakukannya kerana berbasa-basi, ingin mendapatkan simpati, rasa malu atau sebab-sebab lainnya kerana ia termasuk bentuk peremehan (penghinaan) terhadap Dinullah dan merupakan sebab hati orang-orang kafir menjadi kuat dan bangga terhadap agama mereka.

Kepada Allah kita memohon agar memuliakan kaum Muslimin dengan Din mereka, menganugerahkan kemantapan hati dan memberikan pertolongan kepada mereka terhadap musuh-musuh mereka, sesungguh Dia Maha Kuat lagi Maha Perkasa.


[Disalin dari Majmu Fatwa Fadllah asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, Jilid.III, h.44-46, No.403]


Petikan: http://malay.bismikaallahuma.org/hukum-ucapan-merry-christmas-selamat-hari-natal/

MENCARI SHARLINIE

MENCARI SHARLINIE
Sharlinie Mohd. Nashar, 5 tahun